Jogja Lain Nanti
Menyantap Croissant isi tuna ditemani oleh angin semilir dengan cuaca agak hujan daerah Kemang, setetes meneguk Angur Merah cap Orang Tua yang kata Abi dan Umi ku “Gaboleh, dosa, haram, pamalik”
Tapi aku sudah cukup lelah dengan beberapa materi eksemplar perkuliahan yang tidak masuk akal
Menonton lanyar tancap, makan satu porsi sate Madura, sambil berpikir bahwa rumahku atau Jogja tak lagi istimewa
Sebentar, aku lupa Croissant tuna ku tadi belum habis aku lahap karena kenyang oleh amer. Belum juga habis tapi serakah sudah makan satu porsi sate dilahap sembari ditemani film karya Joko Anwar berjudul A Copy of My Mind
Kembali lagi ke Jogja yang bagiku tidak lagi istimewa karena pekerja kreatif yang lama-lama jadi budak nafsu industri yang bekerja melebihi ekspektasi Lah? Katanya? Independen? Berkarya saja sana jangan ada paksaan.
Keraton tidak lagi menjadi tempat yang sakral, sudah biasa terlihat di sekeliling swafoto membelakangi Abdi Dalem dilakoni.
Mengagungkan budaya adat dikata melestarikan syirik dan maksiat.
Kampus terbaik dan tertua yang konon dihuni oleh manusia terpintar dan tercerdas seantero Indonesia seringkali langganan masuk dalam kanal media tentang pelecehan seksual
Yah, Jogja tidak lagi istimewa cuma Croissant isi tuna ku saja yang istimewa.